2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Pertumbuhan dan perkembangan embrio digolongkan menjadi dua fase yaitu,
fase embrionik dan fase janin.
Fase embriogenik adalah proses pembentukan dan
perkembangan embrio.
Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Embrio manusia
memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan).
Fase janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga
lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada
masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat.
Masa embriogenik
|
|
Minggu ke-3
|
|
Minggu ke-4 dan ke-5
|
|
Minggu ke-6
|
|
Minggu ke-7
|
|
Minggu ke-8
|
|
Masa janin
|
|
Minggu ke-9 sampai ke-12
|
|
Minggu ke-13 sampai ke-16
|
|
Minggu ke-17 sampai ke-19
|
|
Minggu ke-20
|
|
Minggu ke-21 sampai ke-23
|
|
Minggu ke-24
|
|
Minggu ke-25 sampai ke-28
|
|
Minggu ke-29 sampai ke-32
|
|
Minggu ke-36
|
|
Minggu ke-37 sampai ke-40
|
|
2.2. Struktur dan Fungsi Amnion
Amnion adalah selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan
jernih seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel-sel amnion. Volume air
ketuban pada kehamilan cukup bulan 1.000-1.500 cc, warna putih keruh, bau amis,
berasa manis, reaksi agak alkalis dgn BJ 1,008. Komposisi terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik,
kreatinin, sel2 epithel, rambut lanugo, verniks caseosa & garam organik.
Cairan Amnion(Likuor amni) diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion /
plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang
diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion. Keadaan normal
cairan amnion pada usia
kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc; Keadaan jernih agak keruh; Steril; Bau khas, agak
manis dan amis; Terdiri dari
98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama
albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel; sirkulasi
sekitar 500 cc/jam.
Fungsi Amnion ialah untuk
proteksi janin; Agar janin dapat bergerak bebas; Regulasi terhadap panas &
perubahan suhu; Meratakan tekanan intra uterin &
membersihkan jalan lahir ketika ketuban pecah; Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup
lancar dengan perputaran cepat kira-kira 350-500 cc; Meratakan
tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka; Mencegah timbulnya iritasi pada rahim.
Sedangkan
fungsi cairan amnion (Liquor amnii) ialah melindungi
janin terhadap trauma dari luar; Mobilisasi yang memungkinkan ruang gerak bagi
janin; Homeostasis, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin; menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh
ruangan intrauterin (terutama pada persalinan); membersihkan / melicinkan jalan
lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan
infeksi jalan lahir pada saat persalinan.
2.3. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat terdiri dari:
a.
Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan
merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung
fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit
maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
b.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus,
yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya
mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan
plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus
umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion
plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat
membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh
darah tersebut yaitu :
·
Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi
nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di
dalam spatium choriodeciduale.
·
Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa
(limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke
dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.
c.
Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi
lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli
Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti
halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap
kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin.
Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini
akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul
sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus
umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi
tebal atau tipis.
Fungsi
tali pusat yaitu
:
1.
Sebagai saluran yang menghubungkan antara
plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan
dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta
melalui vena umbilicalis.
2.
Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea
dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
2.4.
Struktur, Fungsi dan
Sirkulasi Plasenta
Placenta
berbentuk bundar/hampir bundar berdiameter 15-20cm & tebal ±2,5cm dengan
berat rata-rata 500gr. Umumnya placenta terbentuk lengkap pada kehamilan <
16 mgg dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak placenta
umumnya di depan/di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri.
Karena alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Placenta sebenarnya berasal
dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales/jonjot chorion
& sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Fungsi
plasenta adalah pertukaran produk oksigen,
dan karbondioksida; sebagai
alat yang memberi makanan pada janin (nutritif); sebagai alat yang mengeluarkan
metabolisme (ekskresi); sebagai alat yang memberi zat asam, dan mengeluarkan
zat CO2 (respirasi); endokrin (menghasilkan hormon-hormon);
imunologi (menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin); proteksi
sebagai barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik.
Sirkulasi
plasenta dimulai dari darah ibu yg berada di ruang interviller berasal dari
spiral arteries yang berada di desidua basalis. Lalu pada sistosel darah
disemprotkan dengan tekanan 70-80mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler
sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah
tersebut membasahi semua villi koriales & kembali perlahan-lahan dengan
tekanan 80mmhg ke vena-vena di desidua.
Darah
ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih
kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih
kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin
benar.
2.5. Sirkulasi Darah Fetus
Pertukaran
gas pada janin dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel
darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien
dari ibu.
Darah
mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam
tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb
per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena
umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior,
bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di
mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium
kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke
seluruh tubuh.
Darah yang
mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan
melalui vena cafa superior.
Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju
aorta melewati duktus arteriosus.
Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri
umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen
ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac
output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui
paru-paru.
2.6. Menentukan Usia Kehamilan
a. Menggunakan Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement).
Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi
terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan
menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan
kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama
ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).
b.
Gerakan Pertama Janin
Gerakan
pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
c.
Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan
dengan palpasi fundus dan membandingkan dengan patokan.
Umur Kehamilan
|
Tinggi Fundus Uteri
|
12 minggu
|
1/3 di atas simpisis
|
16 minggu
|
½ simpisis-pusat
|
20 minggu
|
2/3 di atas simpisis
|
24 minggu
|
Setinggi pusat
|
28 minggu
|
1/3 di atas pusat
|
34 minggu
|
½ pusat-prosessus xifoideus
|
36 minggu
|
Setinggi prosessus xifoideus
|
40 minggu
|
2 jari di bawah prosessus
xifoideus
|
Sumber: Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta: Salemba Medika
d.
Ulltrasonografi
Embrio dalam
kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu dan detak jantung janin
tampak jelas dalam usia 7 minggu.
Penentuan
umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1.
Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan
6-12 minggu.
2.
Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada
kehamilan 7-14 minggu.
3.
Mengukur diameter biparietal (BPD) pada
kehamilan lebih 12 minggu
2.7. Menentukan Periode Kehamilan
Ditinjau
dari lamanya kehamilan, periode kehamilan dapat ditentukan dengan membaginya
dalam 3 bagian yaitu :
a. Kehamilan
trimester I, antara 0-12 mg
Masa ini disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya
perkembangan organ-organ janin. Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada
masa inilah penentuanyan.Jadi pada masa ini ibu sangat membutuhkan cukup asupan
nutrisi dan juga perlindungan dari trauma. Pada masa ini uturus mengalami
perkembangan pesat untuk mempersiapkan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain
itu juga mengalami perubahan adaptasi dalam psikologisnya. Dimana ibu ingin
lebih diperhatikan. Emosi ibu labil. Ini akibat pengaruh adaptasi tubuh
terhadap kehamilannya.
b. Kehamilan
trimester II, antara 12-28 mg
Di masa ini organ–organ dalam tubuh janin
sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih diragukan. Apabila janin lahir, belum
bisa bertahan hidup dengan baik. Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa
beradaptasi dengan kehamilannya.
c. Kehamilan
trimester III, antara 28-40 mg
Pada masa ini perkembangan kehamilan sangat
pesat. Masa ini disebut masa pematangan. Tubuh sudah siap untuk proses
persalinan. Payudara sudah mengeluarkan kolostrum. Pengeluaran hormon estrogen
dan progesteron sudah mulai berkurang. Terkadang akan timbul kontraksi / his
pada uterus. Janin yang akan lahir dalam masa ini telah dapat hidup / viable.
0 komentar:
Posting Komentar