0

Dismenore


Apakah yang dimaksud dengan dismenore?
Dismenore merupakan nyeri hebat yang dirasakan pada saat haid sehingga penderitanya tidak dapat beraktivitas secara normal. Gejala-gejalanya antara lain dapat berupa:
  • Kram atau nyeri pada daerah perut atau punggung bagian bawah
  • Rasa nyeri seperti tertarik pada daerah paha bagian dalam
  • Diare
  • Nausea (mual)
  • Vomiting (muntah)
  • Sakit kepala
  • Pusing



Apakah penyebab dismenore?
Selama periode haid, uterus (rahim) mengalami kontraksi. Kadangkala pada saat uterus berkontraksi, penderita merasakan nyeri kram. Otot-otot pada uterus akan berkontraksi pada saat prostaglandin dihasilkan. Prostaglandin adalah zat kimia yang dihasilkan oleh dinding uterus. Sesaat sebelum terjadinya haid, kadar prostaglandin akan meningkat dan pada saat awal terjadinya haid, prostaglandin berada dalam kadar yang tinggi. Pada saat mulai terjadi haid maka kadar prostaglandin kemudian akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan nyeri haid cenderung dirasakan berkurang setelah beberapa hari pertama terjadi haid.
Apa sajakah tipe-tipe dari dismenore?
Dismenore terdiri atas 2 tipe yang berbeda yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer adalah nyeri pada daerah pelvis (panggul) yang terjadi selama haid akibat prostaglandin yang dihasilkan secara alamiah. Seringkali terdapat pada usia remaja yang baru mulai mengalami siklus haid. Pada banyak kasus, umumnya nyeri haid akan berkurang dengan bertambahnya usia. Selain itu nyeri haid juga dapat berkurang pada wanita yang telah melahirkan anak. Namun pada beberapa wanita nyeri yang terjadi dapat berlangsung terus dan menetap selama periode haidnya.
Sementara dismenore sekunder adalah nyeri yang terjadi diluar siklus haid dan bukan akibat prostaglandin alamiah. Terjadinya biasanya pada usia yang lebih lanjut dibandingkan dengan dismenore primer dan nyeri pada tipe ini seringkali berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kram normal pada umumnya. Sebagai contoh, nyeri pada dismenore sekunder dapat timbul jauh sebelum periode haid dimulai, nyeri dapat bertambah hebat selama periode haid dan tidak menghilang setelah periode haid berakhir.
Apa saja penyebab umum dismenore sekunder?
Dua penyebab paling umum dari dismenore sekunder adalah endometriosis dan fibroid. Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan dinding uterus terdapat di luar uterus, misalnya di ovarium atau tuba falopi. Jaringan tersebut akan memberikan respon terhadap adanya perubahan hormonal setiap bulannya sehingga dapat luruh dan juga menyebabkan terjadinya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri, terutama sesaat sebelum, selama, dan setelah periode haid. Sementara fibroid adalah suatu tumor jaringan otot atau pertumbuhan jaringan yang terjadi di luar, di dalam, atau pada dinding uterus. Tumor jenis ini bukanlah kanker, namun dapat menyebabkan nyeri dan terjadinya perdarahan haid yang banyak.
Bagaimanakah cara menentukan penyebab dari dismenore?
Penyebab dismenore ditentukan berdasarkan riwayat medis sebelumnya yang meliputi bagaimana siklus haid yang dialami selama ini beserta gejala-gejala yang dirasakan selama haid berlangsung. Kemudian dokter perlu melakukan pemeriksaan pelvis (rongga panggul). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari riwayat medis dan pemeriksaan pelvis maka dokter dapat menentukan dan memberikan saran apakah pasien perlu melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti:
§ Pap test
§ Pemeriksaan laboratorium tertentu
§ Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pada beberapa kasus, dokter perlu melakukan suatu prosedur bedah yang disebut laparoskopi untuk melihat lebih lanjut bagian dalam pelvis. Pada prosedur laparoskopi ini, dokter akan membuat suatu sayatan kecil di daerah perut sekitar tali pusat. Kemudian suatu alat yang tipis dan ringan yang disebut laparoskop akan dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan tadi. Melalui laparoskop tersebut dokter dapat melihat bagian dalam dari pelvis. Laparoskopi sering dilakukan dengan menggunakan anestesi umum di rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan pembedahan.
Bagaimanakah dismenore ditangani?
Penanganan dismenore meliputi pemberian obat-obatan dan prosedur teknis untuk meredakan nyeri yang terjadi. Apabila penyebab dismenore telah diketahui, maka penanganannya akan difokuskan untuk mengatasi atau mengurangi masalah yang menjadi penyebabnya. Beberapa jenis pengobatan alternatif mungkin dapat membantu dan pada beberapa kasus, gabungan dari semuanya akan memberikan hasil yang terbaik dalam menangani dismenore.
Apa saja jenis obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi dismenore?
Obat-obatan NSAID (Non-steroidal anti inflammatory drugs) dapat menghambat pembentukan prostaglandin dalam tubuh sehingga dapat mengurangi beratnya derajat kram yang terjadi. Obat ini juga dapat mencegah terjadinya beberapa gejala seperti mual dan diare. Contoh obat-obat NSAID adalah ibuprofen dan naproxen. NSAID akan memberikan hasil terbaik apabila dikonsumsi pada saat timbul gejala pertama kali pada saat haid. Penggunaannya dibatasi selama 1 atau 2 hari saja dan menghindari konsumsi alkohol selama menggunakan obat tersebut. Apabila terdapat kelainan perdarahan, kerusakan hati, gangguan atau ulkus (tukak) lambung maka penderita sebaiknya tidak menggunakan NSAID.
Kontrasepsi hormonal seperti pil kontrasepsi, patch, dan diafragma juga dapat mengurangi nyeri haid. Pada beberapa kasus, intrauterine device (IUD) hormonal dapat direkomendasikan. Apabila dibutuhkan maka kontrasepsi dapat digunakan bersama dengan obat-obatan lainnya yang dapat mengurangi kadar estrogen atau menghentikan siklus haid. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya nyeri.
Jenis pembedahan apa yang digunakan untuk menangani dismenore?
Apabila dismenore disebabkan oleh fibroid, maka dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan operasi atau uterine artery embolization. Operasi dilakukan untuk mengambil jaringan fibroid atau bahkan mengangkat seluruh uterus. Laparoskopi dapat digunakan sebagai tindakan bedah untuk menangani endometriosis. Jaringan yang bertumbuh di luar uterus dapat diambil melalui laparoskopi atau dengan tindakan pembedahan terbuka (pembedahan abdomen/perut). Pengambilan jaringan yang bertumbuh tersebut dapat mengurangi nyeri yang terjadi walaupun jaringan dapat tumbuh kembali dikemudian hari setelah pembedahan. Pada kasus-kasus yang berat, mungkin diperlukan histerektomi (tindakan pembedahan untuk mengangkat seluruh uterus), Biasanya histerektomi merupakan keputusan terakhir yang terpaksa diambil apabila cara penanganan yang lainnya sudah dilakukan namun tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Apa sajakah cara penanganan dismenore lainnya?
  • Konsumsi suplemen vitamin B1 atau magnesium
  • Pemijatan
  • Akupuntur atau akupresur
Apa saja cara untuk meredakan nyeri dismenore yang dapat dilakukan sendiri?
  • Berolahraga, olahraga beberapa kali seminggu dapat membuat penderita merasa lebih baik. Olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan, jogging, bersepeda, atau berenang, yang membantu dihasilkannya zat-zat kimia yang dapat menghambat nyeri.
  • Pemanasan, mandi dengan air hangat atau memanaskan daerah perut dengan botol atau kantung berisi air hangat dapat mengurangi rasa nyeri.
  • Tidur, tidur yang cukup sebelum dan selama periode haid dapat membantu penderita untuk lebih mampu menanggulangi rasa tidak nyaman.
  • Hubungan seksual, orgasme dapat meredakan kram yang terjadi pada beberapa wanita
  • Relaksasi, dapat berupa meditasi atau latihan yoga karena teknik-teknik yang digunakan dalam relaksasi dapat membantu penderita lebih mampu mengatasi rasa nyeri.
Glosarium
Anestesi umum: Penggunaan obat-obatan yang menghasilkan keadaan seperti tertidur pada pasien untuk mencegah rasa nyeri yang terjadi selama pembedahan.
Hormon: Substansi yang dihasilkan tubuh untuk mengendalikan berbagai fungsi organ.
Intrauterine Device (IUD): Suatu alat kecil yang dimasukkan dan ditinggalkan di dalam uterus untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Ovarium: Sepasang kelenjar yang terletak masing-masing di sisi uterus, mengandung sel-sel telur yang akan dilepaskan pada ovulasi, dan menghasilkan hormon tertentu.
Pap test: Suatu pemeriksaan dengan cara mengambil sel-sel serviks (leher rahim) untuk diperiksa di bawah mikroskop
Pemeriksaan pelvis: Suatu pemeriksaan manual untuk mengetahui keadaan organ reproduksi pada wanita
Prostaglandin: Zat kimia yang dihasilkan tubuh dan memiliki banyak efek seperti menyebabkan kontraksi pada otot uterus yang biasanya menyebabkan terjadinya kram.
Ultrasonografi: Suatu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang bunyi untuk memeriksa organ-organ bagian dalam. Pada kehamilan, berguna untuk memeriksa fetus (janin).
Uterine Artery Embolization: Suatu prosedur yang berguna pada penanganan fibroid dengan cara menghambat pembuluh darah ke uterus sehingga membantu menghentikan aliran darah ke fibroid sehingga tidak dapat tumbuh.
Uterus: Suatu organ berotot yang terletak pada daerah pelvis wanita, yang merupakan tempat berkembangnya fetus dan sumber nutrisi bagi fetus selama kehamilan.
Sumber: American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) Mei 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top Enjoy to My Blog, Guyss!^^