Bayi
hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal pada bayi
neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi
merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama
dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang
dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.
)
Bila
seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang
(suhu 32–36 derajat Celsius).
Disebut hipotermi berat bila suhu < 32 derajat Celsius, diperlukan
termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai
25 derajat Celsius.
Hipotermi dibedakan atas :
1. stres dingin (36 -36,50 C)
2. hipotermi sedang (32 -360 C)
3. hipotermi berat (dibawah 320 C)
Hipotermi dibedakan atas :
1. stres dingin (36 -36,50 C)
2. hipotermi sedang (32 -360 C)
3. hipotermi berat (dibawah 320 C)
Bayi-bayi yang sangat rawan terhadap
hipotermi yaitu
:
1.bayi kurang bulan / prematur
2. bayi berat lahir rendah
3. bayi sakit
2. bayi berat lahir rendah
3. bayi sakit
2.2
Jenis-Jenis Hipotermi
Beberapa jenis hipotermia, yaitu
Accidental hypothermia terjadi
ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35°c.>
Primary accidental hypothermia
merupakan hasil dari paparan langsung terhadap
udara dingin pada orang yang
sebelumnya sehat.
Secondary
accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik
(seluruh tubuh) yan serius.
Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan iklim dingin.
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia
dibagi atas:
Hipotermia sepintas, yaitu penurunan
suhu tubuh 1–2 derajat Celsius sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal
kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur
sebaik-baiknya. Biasanya hal ini terdapat pada BBLR, hipoksia (suatu keadaan
dimana suplai oksigen tidak mencukupi untuk keperluan sel, jaringan atau
organ), ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus
setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan
pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin.
Hipotermia akut terjadi bila bayi
berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam. Umumnya terdapat pada bayi
dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak cukup
panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam
kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya adalah lemah,
gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapi
yang dilakukan adalah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang
suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya
dapat diawasi dengan teliti.
Hipotermia sekunder. Penurunan suhu
tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab
lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau
hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan
yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan
mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa,
oksigen, dan sebagainya.Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat
tranfusi tukar harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui
secepatnya. Bila suhu tubuh bayi sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi tukar
harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal
kembali.
Cold injury, yaitu hipotermia yang
timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari 12 jam). Gejalanya
ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, suhu berkisar antara 29,5–35
derajat Celsius, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki,
dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.
Bayi
seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan.
Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik,
pemberian larutan glukosa 10 persen, dan kortikosteroid.
2.3
Penyebab Hipotermi
Berikut penyebab terjadinya
penurunan suhu tubuh pada bayi :
Luas
permukaan tubuh pada bayi baru lahir (terutama jika berat badannya rendah),
relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat
hilang.
Pada cuaca dingin, suhu tubuhnya cenderung menurun.Panas tubuh juga bisa hilang melalui penguapan, yang bisa terjadi jika seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban.
Pada cuaca dingin, suhu tubuhnya cenderung menurun.Panas tubuh juga bisa hilang melalui penguapan, yang bisa terjadi jika seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban.
Etiologi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
·
Jaringan lemak subkutan tipis.
·
Perbandingan luas permukaan tubuh
dengan berat badan besar.
·
Cadangan glikogen dan brown fat
sedikit.
·
BBL (Bayi Baru Lahir) tidak
mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
·
Kurangnya pengetahuan perawat dalam
pengelolaan bayi yang beresiko tinggi mengalami hipotermi.
Neonatus
mudah sekali terkena hipotermi yang disebabkan oleh:
v
Pusat pengaturan suhu tubuh pada
bayi belum berfungsi dengan sempurna
v
Permukaan tubuh bayi relatif lebih
luas
v
Tubuh bayi terlalu kecil untuk
memproduksi dan menyimpan panas
v
Bayi belum mampu mengatur posisi
tubuh dan pakainnya agar dia tidak kedinginan
v Keadaan yang menimbulkan kehilangan
panas yang berlebihan, seperti lingkungan dingin, basah, atau bayi yang
telanjang,cold linen, selama perjalanan dan beberapa keadaan seperti
mandi, pengambilan sampel darah, pemberian infus, serta pembedahan. Juga
peningkatan aliran udara dan penguapan.
v Ketidaksanggupan menahan panas,
seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas, kurang lemak, ketidaksanggupan
mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan tubuh dan tonus otot yang
lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih besar pada BBLR.
v
Kurangnya metabolisme untuk
menghasilkan panas, seperti defisiensib ro wn
fat, misalnya
bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem
syaraf pusat sehubungan dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia, dan
hipoglikemia
Hipotermi
dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekelilingi bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak di terapkan secara tepat,terutama pada masa
stabilisasi yaitu:6-12 jam pertama setelah lahir.
Hipotermia
juga bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah), asidosis
metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian.Tubuh dengan cepat
menggunakan energi agar tetap hangat, sehingga pada saat kedinginan bayi
memerlukan lebih banyak oksigen. Karena itu, hipotermia bisa menyebabkan
berkurangnya aliran oksigen ke jaringan.
jika
suhu inti terancam menurun, sebagai upaya untuk mengatasinya adalah dengan
mengatur produksi panas (tremor otot dan gerak tubuh). Kedinginan yang
mengancam akan memicu “perubahan sikap”, tergantung penyebab yang mendasarinya
(misalnya dengan melindungi terhadap angin dengan penambahan pakaian,
meninggalkan kolam renang, berkemul, dll). Jika reaksi “perubahan sikap” ini
tidak muncul (tidak dilakukan) dapat terjadi hipotermia, yakni penurunan suhu
inti di bawah 35 drajatC. Hal ini dapat terjadi karena alasan fisik yang tidak
memungkinkan keluar dari situasi tersebut, atau bahaya hipotermia yang tidak
disadari, atau akibat ganggua neurologist, hormon, atau metabolic. Membenamkan
diri di dalam air bersuhu 5 – 10 drajatC selama 10 menit dapat menimbulkan
hipotermia (tergantung ketebalan lemak). Memakai pakaian basah ditempat dengan
hembusan angin yang kuat bersuhu lingkungan 0 drajatC dapat menyebabkan
hipotermia dalam waktu kurang dari 1 jam.
Risiko
hipotermia terutama terdapat pada orang yang sudah tua (rentang pengaturan
suhunya mulai terbatas) dan bayi (terutama bayi baru lahir) karena perbandingan
luas permukaan dengan massa tubuh relatif besar, produksi panas basal yang
kurang, dan lapisan lemak subkutan yang masih tipis. Orang dewasa muda yang
tidak berpakaian tetap dapat mempertahankan suhu inti meskipun suhu lingkungan
turun menjadi 27 drajatC karena produksi panas basalnya cukup. Pada neonatus,
hipotermia dapat terjadi pada suhu lingkungan <34 drajatC.
2.4
GEJALA HIPOTERMI
Gejalanya bisa berupa:
Gejalanya bisa berupa:
GEJALA HIPOTERMI pada bayi baru
lahir
Ø
Sejalan dengan menurunnya suhu
tubuh,bayi menjadi kurang aktif,tidak kuat menghisap asi,dan menangis lemah
Ø
Timbulnya sklerema atau kulit
mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung,tungkai dan tangan.
Ø
Muka bayi berwarna merah terang
Ø
tampak mengantuk
Ø
kulitnya pucat dan dingin
Ø
lemah, lesu ,menggigil.
Ø
kaki dan tangan bayi teraba lebih
dingin dibandingkan dengan bagian dada
Ø
ujung jari tangan dan kaki kebiruan
Ø
Bayi tidak mau minum/menyusui
Ø
Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
Ø
Dalam keadaan berat, denyut jantung
bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema)
Ø
Kulitnya pucat dan dingin
Ø
Menggigil
.
Indikasi Penyakit Hipotermia
Ø Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin.Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi
sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320C - <360C).
Ø Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk
yang sangat luar biasa.
Ø
Selanjutnya pandangan mulai menjadi
kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
Ø
Bila tubuh korban basah, maka
serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.
Tanda-tanda klinis hipotermia:
1. . Hipotermia sedang:
ü
Kaki teraba dingin
ü
Kemampuan menghisap lemah
ü
Tangisan lemah
ü
Kulit berwarna tidak rata atau
disebut kutis marmorata
2. Hipotermia berat
ü
Sama dengan hipotermia sedang
ü
Pernafasan lambat tidak teratur
ü
Bunyi jantung lambat
ü
Mungkin timbul hipoglikemi dan
asidosisi metabolik
3. Stadium lanjut hipotermia
ü
Muka, ujung kaki dan tangan berwarna
merah terang
ü
Bagian tubuh lainnya pucat
ü
Kulit mengeras, merah dan
timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan
ü
(sklerema)
Menurut tingkat keparahannya, Gejala
Klinis hipotermia dibagi menjadi 3 ,
1. Mild atau ringan
ü
Sistem saraf pusat: amnesia, apati,
terganggunya persepsi halusinasi
ü
Cardiovaskular: denyut nadi cepat
lalu berangsur melambat, meningkat4nya tekanandarah,
ü
Penafasan: nafas cepat lalu
berangsur melambat,
ü
Saraf dan otot: gemetar, menurunnya
kemampuan koordinasi otot
2. Moderate, sedang
ü
Sistem saraf pusat: penurunan
kesadaran secara berangsur, pelebaran pupil
ü
Cardiovaskular: penurunan
denyut nadi secara berangsur
ü
Pernafasan: hilangnya reflex
jalan nafas(seperti batuk, bersin)
ü
Saraf dan otot: menurunnya
reflex, berkurangnya respon menggigil, mulai munculnya kaku tubuh akibat udara
dingin
3. Severe, parah
ü
Sistem saraf pusat: koma,menurunnya
reflex mata(seperti mengdip
ü
Cardiovascular: penurunan tekanan
darah secara berangsur, menghilangnya tekanan
darah sistolik
ü
Pernafasan: menurunnya
konsumsi oksigen
ü
Saraf dan otot: tidak adanya gerakan,
menghilangnya reflex perifer
2.5
MEKANISME TERJADINYA HIPOTERMI
Penurunan
suhu tubuh pada bayi terjadi melalui :
tidak segera diberi pakaian, tutup
kepala, dan dibungkus,
Bayi berat lahir rendah yaitu bayi
lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi dengaan lingkar lengan
kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit kerput.Bayi
lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat .
Evaporasi (menguapnya cairan dari
kulit bayi yang basah)adalah cairan atau air ketuban yang membasahi kulit bayi
menguap. misalnya: Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, lalu
terlalu cepat dimandikan
Radiasi (memancarnya panas tubuh
bayi ke lingkungan sekitar yang lebih dingin)adalah panas yang hilang dari
obyek yang hangat (bayi) ke obyek yang dingin atau panas tubuh bayi memancar ke
lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin misalnya: diletakkan pada
ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari
ibunya, tidak segera disusui ibunya.
Konduksi (pindahnya panas tubuh
apabila kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin)adalah
pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langung kontak dengan permukaan
yang lebih dingin misalnya: tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan
dibungkus.
Konveksi yaitu h udara
hilangnya panas tubuh bayi karna aliran udara sekeliling bayi:misalnya bayi
baru lahir diletakkan di dekat pintu,jendela terbuka..
2.6
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPOTERMI
Mengatasi
bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
Prinsip
penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan selimut
hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah
secara mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Berikan juga
minuman hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Pencegahan
dan Penanganan Hipotermi Pemberian panas yang mendadak, berbahaya karena dapat
terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap jam (pada
bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001).
Alat-alat Inkubator Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam
inkubator. Bayi-bayi tersebut dapat dikeluarkan dari inkubator apabila tubuhnya
dapat tahan terhadap suhu lingkungan 30°C. Radiant Warner Adalah alat yang
digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk tindakan-tindakan. Dapat
menggunakan servo controle (dengan menggunakan probe untuk kulit) atau non
servo controle (dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:
ü
Bayi dibungkus dengan selimut dan
kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus
dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka
bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.Untuk mencegah hipotermia, semua
bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam
keadaan hangat.
ü
Di kamar bersalin, bayi segera
dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi
penutup kepala.
melaksanakan
metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala
diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak
kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
1. bayi baru lahir mengenakan
pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas tungku.
2. menghangatkan bayi dengan lampu
pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan pada jarak setengah meter diatas bayi.
3. meminta pertolongan kepada petugas
kesehatan terdekat.
4. dirujuk ke rumah sakit
5. Terapi yang bisa diberikan untuk
orang dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan nafas harus tetap terjaga juga
ketersediaan oksigen yang cukup.
ü
Tindakan2 Pencegahan Penyakit
Hipotermia
Gejala
kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan
tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya mulai
ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi pendek
dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan
akhirnya pingsan. Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat
menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di
dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban
pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan,
pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan
dada.Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian
kering yang hangat, selimuti untuk
mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti
alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut.
Panas
tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas
pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar,
berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari
bantuan medis. Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung
khususnya) pada musim hujan atau di
daerah dengan curah hujan tinggi, harus membawa jas hujan, pakaian hangat
(jaket tahan air dan tahan angin) dan pakaian ganti yang berlebih dua tiga
stel, serta kaus tangan dan topi ninja juga sangat penting.
ü
Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu
1. menyiapkan tempat melahirkan yang
hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2. Mengeringkan tubuh bayi segera
ssetelah lahir dengan handuk kering dan bersih
3. Menjaga bayi tetap hangat dengan
mendekap bayi di dada
ibunya dan keduanya di selimuti.
ibunya dan keduanya di selimuti.
4. memberi ASI sedini mungkin dalam
waktu 30 menit setelah melahirkan agar bayi memperoleh kalori.
5. mempertahankan kehangatan pada bayi.
6. memberi perawatan bayi baru lahir
yang memada
7. melatih semua orang yang terlibat
dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru lahir
8. Menunda memandikan bayi baru lahir :
a.
pada bayi normal tunda memandikannya
sampai 24 jam.
b. pada bayi berat badan lahir
rendah tunda memandikannya lebih lama lagi.
Cara
lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang ialah metode
dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya dan keduanya
diselimuti agar bayi senantiasa hangat.
0 komentar:
Posting Komentar