BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Ela
Joy Lehrman
Dalam teori ini, Lehrman menginginkan agar bidan mampu
melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan
memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8
konsep yang penting dalam pelayanan antenatal yaitu :
2.1.1
Asuhan yang
berkesinambungan
Yaitu asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap
klien/pasien mulai dari masa pra konsepsi,masa kehamilan,nifas,dan KB.Asuhan
berkesinambungan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatanyang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah
individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1) Layanan
Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan.
2) Layanan
Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota timyang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3) Layanan
Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system
layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara
horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu
serta bayinya.
2.1.2
Keluarga
sebagai pusat asuhan
Dalam paradigma asuhan
kebidanan keluarga merupakan lingkungan psikososial,dimana keluarga dapat
menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada
seorang ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan mempengaruhi keadaan
kehamilannya terhadap seorangibu hamil dan janinnya.
Ø Pendidikan
dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Ø Tidak ada
intervensi dalam asuhan
Ø Fleksibilitas
dalam asuhan
Ø Keterlibatan
dalam asuhan
Ø Advokasi
pada klien
Ø Waktu
2.1.3
Asuhan
partisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,
evaluasi, dan perencanaan pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil
bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi
pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman
tersebut kemudian diujicobakan oleh Morten pada pasien post partum. Dari hasil
penerapan tersebut, Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang
telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
2.1.3.1
Teknik
terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses
perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mangkaji,
klarifikasi, humor, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian
izin dan menghargai klien.
2.1.3.2
Empowerment
(pemberdayaan)
Sesuatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan; bidan
melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengoreksi, memvalidasi, menilai, dan memberi dukungan.
2.1.3.3
Lateral
relationship (hubungan sesama)
Menjalani hubungan yang baik terhadap klien, bersikap
terbuka, sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak akrab
; misalnya sikap empati dan berbagi pengalaman.
2.2
Ante Natal Care (ANC)
2.2.1
Pengertian Ante Natal Care (ANC)
Ante Natal Care adalah
merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo.
S, 2006 :52).
2.2.2
Standart Pelayanan Ante Natal
Care (ANC)
Standar 1 : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen
kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisa data, penentuan
diagnosa perencanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Standar 2 : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien
dilakukan secara sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan
dianalisis.
Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi
ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS
(Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Immuno Deficiency
Virus); memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama
dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan hendaknya kunjungan
rumah untuk hal ini.(PPIBI, 1999:26-27)
2.2.3
Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan
standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak
hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai
dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
2.2.3.1
(Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai
pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester
III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah.
2.2.3.2
(Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
2.2.3.3
Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke
dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat
waktu.
2.2.3.4
Pemberian imunisasai (Tetanus
Toksoid) TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum.
Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen
|
Interval
(selang waktu minimal)
|
Lama perlindungan
|
% Perlindungan
|
TT 1
|
Pada kunjungan antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT 2
|
4 minggu setelah TT 1
|
3 tahun
|
80
|
TT 3
|
1-6 bulan setelah TT 2
|
5 tahun
|
95
|
TT 4
|
1 tahun setelah TT 3
|
10 tahun
|
95
|
TT 5
|
1 tahun setelah TT 4
|
25 tahun
|
99
|
Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut
melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
2.2.4
Pemberian (tablet besi) minimnal 90
tablet selama kehamilan
2.2.4.1
(Tes) terhadap penyakit
menular seksual
Melakukan
pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
2.2.4.2
(Temu) wicara dalam rangka
pensiapan rujukan.
Memberikan
saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda
resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)
Menurut
buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), Tujuan Ante
Natal Care (ANC) adalah:
- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
- Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
- Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
- Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
- Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
2.2.5
Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
2.2.5.1 Kunjungan
ibu hamil (Kl)
Kunjungan
baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
2.2.5.2
Kunjungan ulang
Kunjungan
ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama
satu periode kehamilan berlangsung.
2.2.5.3
K4
K4
adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan dengan syarat:
1)
Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2)
Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3)
Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
setelah minggu ke36).
4) Pemeriksaankhususbilaterdapatkeluhan-keluhantertentuKonsepPemeriksaanKehamilan:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
-
PemeriksaanUmum
-
Pemeriksaankhususobstetri
-
Pemeriksaanpenunjang
3. Diagnosis
/ kesimpulan
4. Diagnosis
banding
5. Prognosi
2.2.6
Faktor-faktor yang mempengaruhi Ante
Natal Care (ANC)
2.2.6.1 Pengetahuan
Ketidakmengertian
ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu
hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
2.2.6.2 Ekonomi
Tingkat
ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah
yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan
energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk
menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
2.2.6.3 Sosial Budaya
Keadaan
lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang
wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
2.2.6.4 Geografis
Letak
geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena
transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI,
2001:57).